Pernahkah kamu berjalan di dalam kolam renang yang
dangkal? Apakah kakimu terasa lebih ringan atau justru lebih berat?
Jika kamu berjalan di air yang cukup dalam, misalkan
permukaan air sampai di dagumu, dengan sedikit menghentakkan kaki, tubuhmu akan
mengambang ke atas. Hal ini terjadi karena air memberikan gaya angkat pada
tubuhmu. Gaya angkat itu apa sih?
Gaya Apung
Untuk memahami apa itu tentang gaya
angkat, cobalah lakukan percobaan sederhana berikut. Ikatkan batu kecil pada
ujung seutas benang yang kuat. Letakkan batu kecil di lantai dan pegang ujung
lain benang secara vertikal. Tariklah tali, sehingga batu menggantung di udara
(Gambar a). Rasakan gaya otot lenganmu ketika menahan batu di udara. Sekarang
celupkan seluruh batu ke dalam gelas berisi air. Tariklah tali, sehingga batu
melayang dalam air. Rasakan gaya otot lenganmu ketika menahan batu yang
melayang di dalam air (Gambar b).
![]() |
Gambar 1. a. Batu yang diikat tali. b. Batu yang diikat tali dicelupkan ke dalam air |
Dari percobaan sederhana ini kamu
dapat merasakan berat batu di dalam air lebih ringan daripada berat batu di
udara. Mengapa peristiwa ini terjadi? Sesungguhnya berat batu ketika tercelup
di dalam air tidaklah berkurang, tetapi air memberikan gaya apung pada batu.
Gaya apung inilah yang membuat berat batu dalam air terasa ringan. Gaya apung
merupakan gaya ke atas oleh zat cair pada benda yang berada di dalam zat cair
tersebut. Pengurangan berat benda di dalam air sama dengan besar gaya apung ke
atas atau dirumuskan :
Fa = wu - wa
Dengan,
Fa = gaya ke atas atau gaya apung (N)
Wu = berat benda di udara (N)
Wa = berat benda di air (N)
Gaya apung pertama kali dikemukakan oleh Archimedes.
Oleh karena itu gaya apung sering disebut gaya archimedes dan pernyataan
tersebut lebih dikenal sebagai hukum Archimedes.
Hukum Archimedes berbunyi “Jika dicelupkan sebagian
atau seluruhnya ke dalam zat cair, benda tersebut akan mengalami gaya ke atas.
Gaya ke atas itu besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.”
Perhatikan! Yang dimaksud dengan berat zat cair yang
dipindahkan oleh benda hanyalah bagian dari berat benda yang tercelup dalam zat
cair. (Gambar 2.)
![]() |
Gambar 2. Berat zat cair yang dipindahkan benda
hanyalah berat benda yang tercelup dalam air
|
Fa = ρf x g x Vbf
|
Dengan :
Fa = gaya ke atas atau gaya apung (N)
ρf = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Vbf = volume benda yang tercelup (m3)
Konsep Terapung, Melayang dan Tenggelam
Adanya gaya
apung dalam zat cair terhadap suatu benda membuat benda tersebut dapat
mengalami tiga kemungkinan posisi suatu benda ketika dimasukkan ke dalam air
yaitu tenggelam, melayang dan terapung. Pada benda yang berada di dalam air
bekerja dua gaya segaris yang berlawanan arah yaitu gaya berat (w) yang arahnya
ke bawah dan gaya apung (Fa) yang arahnya ke atas.
a. Benda Tenggelam
Benda disebut
tenggelam dalam zat cair apabila posisi benda selalu terletak pada dasar tempat
zat cair berada. Khusus untuk benda yang tenggelam terdapat tiga gaya yaitu :
Fa = gaya archimedes
N = gaya normal bidang
![]() |
Gambar 3. Tiga gaya yang bekerja pada benda yang tenggelam |
Dalam keadaan seimbang maka W = N + Fa sehingga :
ΣF = 0
Fa + N – w = 0
w = Fa + N
Sehingga, nilai w > Fa
W > Fa
m . g > ρZC . Vb . g
ρb .Vb .g > ρZC . Vb . g
m . g > ρZC . Vb . g
ρb .Vb .g > ρZC . Vb . g
ρb >
ρzc
dengan
:
ρb = massa jenis benda
ρZC = massa jenis zat cair
ρZC = massa jenis zat cair
Jadi, benda tenggelam
di dalam zat cair apabila massa jenis
benda lebih besar daripada massa jenis zat cair.
b. Benda Melayang
![]() |
Gambar 4. Dua gaya yakni gaya apung dan berat benda pada posisi melayang di air |
Dalam keadaan seimbang maka:
W = Fa
ρb . Vb . g = ρZC . Vb . g
ρb . Vb . g = ρZC . Vb . g
ρb = ρzc
Jadi, benda melayang
di dalam zat cair apabila massa jenis
benda sama dengan massa jenis zat cair.
c. Benda Terapung
Benda
terapung dalam zat cair apabila posisi benda sebagian muncul dipermukaan zat
cair dan sebagian terbenam dalam zat cair.Pada benda terapung terdapat dua gaya
yaitu : Fa dan W.
![]() |
Gambar 5. Gaya apung dan berat benda pada saat benda terapung di permukaan air. |
Dalam keadaan seimbang maka :
ρb . V1 . g = ρZC . V2 . g
ρb . V1 = ρZC . V2
karena V1 > V2 maka ρb <
ρZC
Jadi, benda terapung
di dalam zat cair apabila massa jenis
benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair.
Penerapan Hukum Archimedes
Gaya apung atau
gaya Archimedes banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain
dalam pembuatan kapal laut, galangan kapal, kapal selam, hidrometer dan
jembatan ponton.
1)
Kapal laut
![]() |
Gambar 6. Kapal laut |
Umumnya kapal terbuat dari kayu atau besi yang memiliki massa jenis lebih besar dibanding air. Namun, mengapa kapal dapat terapung di atas permukaan air? Kapal laut dapat terapung di atas permukaan air karena bentuk kapal dibuat berongga sehingga volume air yang dipindahkan kapal tersebut dapat lebih besar,
2) Galangan kapal
![]() |
Gambar 7. Galangan Kapal |
Galangan kapal
digunakan untuk mengangkat kapal laut yang akan diperbaiki bagian bawahnya yang
berada di permukaan air, sehingga dapat terangkat ke permukaan air. Prinsip
kerja galangan kapal serupa dengan kapal, tetapi dapat ditenggelamkan dan
dimunculkan. Galangan kapal dapat diisi penuh dengan air laut atau dikosongkan.
Kapal yang akan diperbaiki dimasukkan ke dalam galangan. Kemudian, air di dalam
galangan disedot keluar. Bersamaan dengan
berkurangnya air, galangan akan
terangkat. Akhirnya, air di sekeliling kapal habis dan kapal bisa diperbaiki.
Setelah kapal diperbaiki, galangan kembali diisi dengan air hingga penuh.
Galangan kembali tenggelam dan disekeliling kapal dipenuhi oleh air. Kapal pun
siap kembali ke laut.
3) Kapal selam
![]() |
Gambar 8. Cara Kerja Kapal Selam |
Kapal selam
adalah kapal laut yang dapat berada dalam tiga keadaan, yaitu mengapung,
melayang, dan tenggelam. Ketiga keadaan ini dapat dicapai dengan cara mengatur
banyaknya air dan udara dalam badan kapal selam. Ketika kapal selam ingin
terapung maka bagian badan kapal harus berisi udara. Ketika akan melayang,
udara di dalam badan kapal dikeluarkan dan diisi dengan air sehingga mencapai
keadaan melayang. Jika ingin tenggelam maka air dalam badan kapal harus lebih
diperbanyak.
4) Hidrometer
![]() |
Gambar 9. Hidrometer |
5) Jembatan Ponton
![]() |
Gambar 10. Jembatan Ponton |
Sumber :
Giancoli,
Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta :
Erlangga.
Giancoli,
Douglas C. 2007. Fisika : Prnsip dan
Aplikasi. Jakarta : Erlangga.
Marthen,
Kanginan. 2007. IPA Fisika 2 untuk SMP
KELAS VIII. Jakarta : Erlangga.
Muhammad, Akrom.
2009. Fisika Praktis. Cara Mudah Memahami
Fisika. Yogyakarta : Tunas Publishing.
Serway, Raymond
A. 2009. Fisika. Jakarta : Salemba
Teknik
Young, Hugh.
2002. Fisika Universitas. Jakarta :
Erlangga.
0 comments: